CONTOH PERANCANGAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI DI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS OKE (UPDATE)

ZulharmanMahasiswa S2 Ilmu Pendidikan Kedokteran

Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

PENDAHULUAN

Kurikulum adalah salah satu kunci untuk menentukan kualitas lulusan. Oleh karena itu, maka setiap kurun waktu tertentu kurikulum selalu dievaluasi untuk kemudian disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan pasar. Secara sederhana dapat dipahami bahwa Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) adalah ” Kurikulum yang disusun berdasarkan kompetensi lulusan”.

Tujuan penulisan ini adalah untuk merancang kurikulum berbasis kompetensi yang akan diimplementasikan oleh fakultas kedokteran Universitas Oke. Perancangan kurikulum ini dibatasi untuk tingkat perancangan makrokurikulum yang hasilnya curriculum map (gambar 1). Tulisan ini juga akan memberikan gambaran perancangan kurikulum pada tingkat mesokurikulum yang hasilnya berupa block blueprint (lampiran 2).

ISI

Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dirancang dengan menggunakan sistem backward yaitu dimulai dengan perumusan kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang dokter dalam pekerjaannya dan lalu berdasarkan kompetensi tersebut dirancang pengalaman belajar yang dapat mencapai kompetensi tersebut.

Brown Medical School mengemukakan ada 9 kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang dokter yang terdiri dari effective communication; basic clinical skills; using basic science in the practice of science; diagnosis, management and prevention; lifelong learning; professional development and personal growth; the social and community contexts of healthcare; moral reasoning and clinical ethics; problem solving.

Sedangkan model Scottish doctor mengemukakan ada 12 kompetensi, yang dikategorikan dalam tiga elemen yaitu elemen pertama adalah “what the doctor is able to do” (clinical skills, practical procedures, patient investigations, patient management, heath promotion and diseae prevention, communication, medical informatics), elemen kedua “how the doctor approaches his or her practice” (basic, social and clinical sciences; attitudes, ethical understanding and legal responsibilities; decision making skills and clinical reasoning), elemen ketiga “the doctor as a a professional” (the role of the doctor within the health service; personal development).

Konsil Kedokteran Indonesia telah menentukan ada 7 area kompetensi dokter Indonesia yang diturunkan dari gambaran tugas, peran dan fungsi seorang dokter ketika bekerja. Tujuh area kompetensi tersebut adalah komunikasi efektif; keterampilan klinis; landasan ilmiah ilmu kedokteran; pengelolaan masalah kesehatan; pengelolaan informasi; mawas diri dan pengembangan diri; etika, moral, medikolegal dan profesionalisme serta keselamatan pasien. Kompetensi dokter Indonesia ini telah dijabarkan secara lengkap di dalam buku standar kompetensi. Buku ini merupakan kerangka acuan utama dalam mengembangkan kurikulum bagi institusi pendidikan kedokteran. Sehingga, walaupun kurikulum berbeda, tetapi dokter yang dihasilkan dari berbagai institusi diharapkan memiliki kesetaraan dalam hal penguasaan kompetensi. Setiap area kompetensi ditetapkan definisinya, yang disebut kompetensi inti. Setiap area kompetensi dijabarkan menjadi beberapa komponen kompetensi, yang diperinci lebih lanjut menjadi kemampuan.

Buku standar kompetensi ini digunakan dalam perancangan kurikulum berbasis kompetensi di fakultas kedokteran Oke. Berdasarkan kompetensi yang telah ada di buku tersebut maka tugas berikutnya adalah menyusunan makrokurikulum dengan beberapa langkah yaitu :

1. Penentuan tema tahun/fase

2. Pemetaan hasil belajar (LO) ke dalam tema tahun/fase

3. Penentuan tema blok

Penyusunan makrokurikulum berdasarkan langkah 1 sampai dengan 3 akan menghasilkan peta kurikulum seperti terlihat di gambar 1. Setelah peta kurikulum dihasilkan, maka selanjutnya merancang mesokurikulum melalui langkah 4 dan 5. Perancangan mesokurikulum ini akan menghasilkan block blueprint (lampiran 2).

4. Distribusikan LO/Hasil Belajar ke tema tahun dan lalu ke setiap Blok

5. Distribusi Problems, Diseases, Clinical skills dan knowledge ke dalam blok-blok.

1. Penentuan tema tahun dan fase

Penulis membagi kurikulum ini menjadi tiga fase, yaitu :

Fase 1 : Pondasi Ilmu Kedokteran.

Tahun pertama : sistem normal tubuh manusia dan mekanisme sakit

Fase 2 : Transisi Dari Teori Ke Praktek

Tahun kedua : gangguan akut

Tahun ketiga : gangguan kronis

Tahun keempat : pelayanan primer

Fase 3: Praktek Kedokteran

Tahun keempat : pengembangan dokter yang kompeten.

Tahun kelima : pengembangan dokter yang kompeten.

2. Pemetaan Hasil Belajar (LO) ke dalam tema fase/tahun

Hasil Belajar yang berupa kemampuan yang terdapat di dalam buku standar kompetensi dokter Indonesia, penulis distribusikan/petakan ke dalam fase pertama, fase kedua dan fase ketiga. Pemetaan hasil belajar ini didasarkan pertimbangan sequential, vertical integration dan horizontal integration. Sequential yang dimaksud adalah memetakan hasil belajar dari yang simple ke kompleks dan mengambarkan adanya urutan perkembangan hasil belajar tersebut. Hasil pemetaan hasil belajar ini ke dalam masing-masing fase dapat dilihat di lampiran 1.

3. Penentuan tema blok

FASE PERTAMA

FASE KEDUA

FASE KETIGA

Blok 1.1 Ketrampilan belajar, agama & nasionalismeBlok 1.2 Struktur dan fungsi tubuh manusia IBlok 1.3 Struktur dan fungsi tubuh manusia IIBlok 1.4 Struktur dan fungsi tubuh manusia III

Blok 1.5 Mekanisme penyakit

Blok 1.6 Dasar diagnostik dan terapeutik

Blok 2.1. Sistem pernapasan dan kardio vaskulerBlok 2.2 Sistem pencernaan dan ekresiBlok 2.3 Sistem reproduksiBlok 2.4 Sistem pertahanan dan homeostasis

Blok 2.5. Sistem syaraf

Blok 2.6 Sistem mukuloskletal &Pengindraan

Blok 3.1 Research & teknologi informasi

Blok 3.2 Kesehatan ibu dan anak

Blok 3.3 Penyakit dalam

Blok 3.4 Bedah & Anestesi

Blok 3.5 Peny. saraf dan jiwa

Blok 3.6 Mata, Kulit, THT

Blok 4.1 sistem pelayanan kesehatan

Blok 4.2 Emergensi

Blok 4.3 Elektif

Internal MedicineBedahObsgynPediatric

Mata

Kulit

Syaraf

Psikiatri

THT

Radiology

MF

Anetesi

K3M

4. Distribusikan LO/Hasil Belajar fase/tahun ke setiap Blok

Setelah ditentukan tema blok maka langkah selanjutnya mendistribusikan LO/hasil belajar fase kesetiap Blok. Hasil belajar fase pertama didistribusikan ke Blok-Blok yang terdapat pada fase pertama. Begitu juga pada fase kedua dan ketiga. (Lampiran 2, penulis memberi contoh satu blok)

5. Distribusikan daftar masalah, daftar penyakit, daftar keterampilan dan knowledge ke dalam masing-masing blok. (Lampiran dua, penulis memberi contoh satu blok)

GAMBAR 1. PETA KURIKULUM FAKULTAS KEDOKTERAN OKE

FASE 3: PRAKTEK KEDOKTERAN Tahun Kelima : Pengembangan Dokter Yang Kompeten.

Pediatric

Mata

Kulit

Syaraf

Psikiatri

THT

Radiology

MF

Anetesi

K3M

FASE 2 : TRANSISI DARI TEORI KE PRAKTEK Tahun Keempat : Pelayanan Primer FASE 3: PRAKTEK KEDOKTERANTahun keempat : Pengembangan dokter yang kompeten.

sistem pelayanan kesehatan 7 minggu

Emergensi 7 minggu

Elektif 7 minggu

Internal Medicine

Bedah

Obsgyn

FASE 2 : TRANSISI DARI TEORI KE PRAKTEK Tahun kedua : Gangguan kronis

Research & teknologi informasi 5 minggu

Kesehatan ibu dan anak 9 minggu

Penyakit dalam 7 minggu

Bedah & Anestesi 7 minggu

Peny. saraf dan jiwa 6 minggu

Mata, Kulit, THT 8 minggu

FASE 2 : TRANSISI DARI TEORI KE PRAKTEK Tahun kedua : Gangguan akut

Sistem pernapasan dan kardio vaskuler 7 minggu

Sistem pencernaan dan ekresi 7 minggu

Sistem reproduksi 7 minggu

Sistem pertahanan dan homeostasis 6 minggu

Sistem syaraf

7 minggu

Sistem mukuloskletal &Pengindraan 8 minggu

FASE 1 : PONDASI ILMU KEDOKTERAN

Tahun pertama : Sistem normal tubuh manusia dan mekanisme sakit

Ketrampilan belajar, agama & nasionalisme 7 minggu

Struktur dan fungsi tubuh manusia I 7 minggu

Struktur dan fungsi tubuh manusia II 7 minggu

Struktur dan fungsi tubuh manusia III 9 minggu

Mekanisme penyakit 6 minggu

Dasar diagnostik dan terapeutik 6 minggu

                                                                                       

DESKRIPSI KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI FK OKE

Fase pertama adalah Pondasi Ilmu Kedokteran

Fase pertama ini dimulai dari semester pertama sampai semester kedua. Fase ini terdiri dari 6 blok yaitu :

Blok 1.1. Ketrampilan belajar, agama & nasionalisme

Blok 1.2. Struktur dan fungsi tubuh manusia I

Blok 1.3. Struktur dan fungsi tubuh manusia II

Blok 1.4. Struktur dan fungsi tubuh manusia III

Blok 1.5. Mekanisme penyakit

Blok 1.6. Dasar diagnostik dan terapeutik

Fase ini bertujuan untuk :

1. Menguasai teknik komunikasi efektif dasar dengan pasien.

2. Menguasai prosedur klinik dasar.

3. Menguasai konsep-konsep dan prinsip-prinsip ilmu biomedik sebagai prior knowledge menuju fase II.

4. Mampu menggunakan ketrampilan belajar, penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (internet) dengan baik.

5. Memahami pentingnya etika dan moral dalam peran hubungan interpersonal dalam lingkungan profesi dan pribadi

Metode strategi pengajaran dan pembelajaran yang digunakan di fase ini adalah :

  1. Problem Based Learning (PBL) Tutorial
  2. Diskusi pleno
  3. Kuliah Pakar
  4. Belajar Mandiri
  5. Pratikum
  6. Skills lab yang terdiri dari keterampilan komunikasi, keterampilan fisik diagnostik.

Metode assessment :

1. Penilaian Formatif

Penilaian formatif terdiri dari:

a. Nilai Pelaksanaan diskusi tutorial

b. Nilai Praktikum

c. Nilai sikap profesional (professional behavior)

2. Penilaian Sumatif

Penilaian sumatif didasarkan pada nilai penugasan, ujian akhir Blok dan ujian Keterampilan Medik. Prosentase penilaian disesuaikan dengan blok masing-masing akan terlihat pada blueprint assessment. Penggunaan stándar kelulusan dengan menggunakan criterion reference test.

Fase kedua adalah Transisi Dari Teori Ke Praktek

Fase kedua dimulai dari semester ketiga sampai semester ketujuh.

Fase ini terdiri dari dua bagian.

Pada bagian pertama yaitu dari semester tiga sampai semester empat akan mempelajari gangguan struktur dan fungsi berdasarkan sistem organ, dengan kontek pada pasien sebagai individu dan sebagai anggota masyarakat. Blok yang disusun ini diberi nama berdasarkan sistem organ tubuh manusia. Penyakit dan gangguan yang akan dipelajari dititik beratkan kepada penyakit dan gangguan yang bersifat akut. Pada bagian kedua dimulai dari semester lima sampai semester tujuh akan mempelajari integrasi sistem – sistem yang telah mereka pelajari sebelumnya. Integrasi sistem ini akan disampaikan melalui penyakit dan gangguan yang bersifat kronis.

Fase ini terdiri dari 15 blok yaitu :

Blok 2.1. Sistem pernapasan dan kardio vaskuler

Blok 2.2. Sistem pencernaan dan ekresi

Blok 2.3. Sistem reproduksi

Blok 2.4. Sistem pertahanan dan homeostasis

Blok 2.5. Sistem syaraf

Blok 2.6. Sistem mukuloskletal &Pengindraan

Blok 3.1. Research & teknologi informasi

Blok 3.2. Kesehatan ibu dan anak

Blok 3.3. Penyakit dalam

Blok 3.4. Bedah & Anestesi

Blok 3.5. Peny. saraf dan jiwa

Blok 3.6. Mata, Kulit, THT

Blok 4.1. sistem pelayanan kesehatan

Blok 4.2. Emergensi

Blok 4.3. Elektif

Fase 2 ini bertujuan untuk :

1. Menguasai teknik komunikasi efektif lanjut dengan pasien, keluarga pasien, sejawat, masyarakat dan profesi lain.

2. Tahap dimana mahasiswa mampu menguasai ilmu-ilmu kedokteran dasar dan ilmu-ilmu kedokteran klinik, dan keterampilan klinik dan prosedur klinis, kegawatdaruratan, selanjutnya mampu menerapkannya pada pasien simulasi dan phantom.

3. Menguasai dasar-dasar diagnosis, pengelolaan dan pencegahan penyakit/masalah kesehatan.

4. Mamapu melakukan, menulis dan menyajikan penelitian bidang kesehatan sesuai kaidah ilmiah.

5. Memahami pentingnya aspek medikolegal dan profesionalisme dalam melakukan praktik kedokteran dalam masyarakat multikultural di indonesia

Metode pengajaran dan pembelajaran yang digunakan di fase ini adalah :

1. Problem Based Learning (PBL) Tutorial

2. Diskusi pleno

3. Kuliah Pakar

4. Belajar Mandiri

5. Pratikum

6. Skills lab yang terdiri dari keterampilan komunikasi, keterampilan fisik diagnostic dasar, keterampilan procedural sederhana dan lanjut dan keterampilan laboratorium.

Metode assessment :

1. Penilaian Formatif

Penilaian formatif terdiri dari:

a. Nilai Pelaksanaan diskusi tutorial

b. Nilai Praktikum

c. Nilai sikap profesional (professional behavior)

2. Penilaian Sumatif

Penilaian sumatif didasarkan pada nilai penugasan, ujian akhir Blok dan ujian Keterampilan Medik. Prosentase penilaian disesuaikan dengan blok masing-masing akan terlihat pada blueprint assessment. Penggunaan stándar kelulusan dengan menggunakan criterion reference test.

Fase ketiga adalah Praktek Kedokteran

Fase ketiga ini dimulai pada saat clerkship di rumah sakit. Tema Blok menggunakan nama bagian-bagian yang ada di rumah sakit.

  • Internal Medicine
  • Bedah
  • Obsgyn
  • Pediatric
  • Mata
  • Kulit
  • Syaraf
  • Psikiatri
  • THT
  • Radiology
  • MF
  • Anetesi
  • K3M

Fase 3 ini bertujuan untuk :

1. Menerapkan komunikasi efektif dengan pasien, keluarga pasien, sejawat, masyarakat dan profesi lain.

2. Melakukan prosedur klinik dan laboratorium, prosedur kedaruratan klinis secara benar dan etis, sesuai dengan landasan ilmiah ilmu kedokteran, Mengevaluasi dan melakukan tindak lanjut dalam Pengelolaan Masalah Kesehatan secara komprehensif.

3. Menerapkan pengelolaan informasi yang efektif.

4. Menerapkan Mawas Diri dan Pengembangan Diri.

5. Menerapkan Etika, Moral, Medikolegal dan Profesionalisme serta Keselamatan Pasien dalam praktek kedokteran.

Metode strategi pengajaran dan pembelajaran yang digunakan di fase ini adalah :

1. Patient Based Learning

2. Diskusi

3. Kuliah Pakar

4. Belajar Mandiri

Metode assessment :

1. Penilaian Formatif

Penilaian formatif terdiri dari:

. Nilai sikap profesional (professional behavior)

2. Penilaian Sumatif

Penilaian sumatif didasarkan pada nilai ujian Long case dan OSCE serta Mini C-ex. Penggunaan stándar kelulusan dengan menggunakan criterion reference test.

DAFTAR PUSTAKA

  1. ——, 2006. Standar Kompetensi Dokter. KKI, Jakarta.
  2. ——, 2005. Kurikulum Berbasis Kompetensi untuk Pendidikan Kedokteran Dasar. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Depdiknas, Jakarta.
  3. Dent J.A. & Harden, R.M. 2005. A Practical Guide For Medical Teacher. Second Edition. Elsevier Churchill Livingstone.
  4. Harden, R.M. 2001. AMEE Guide no. 21: Curriculum mapping: a tool for transfarent and authentic teaching and learning. Medical Teacher, Vol. 23, No. 2, pg. 123-137.

LAMPIRAN 2. CONTOH BLOCK BLUEPRINT

Block X. Sistem Kardiovaskuler

Learning Outcome Blok :

 

  • Menjelaskan penyebab, patogenesis, serta patofisiologi suatu penyakit sistem kardiovaskuler
  • Melakukan pemeriksaan fisik yang sesuai dengan masalah pasien gangguan sistem kardiovaskuler
  • Menemukan tanda-tanda fisik dan membuat rekam medis dengan jelas dan benar
  • Mengidentifikasi, memilih dan menentukan pemeriksaan laboratorium yang sesuai
  • Melakukan pemeriksaan laboratorium dasar
  • Membuat permintaan pemeriksaan laboratorium penunjang
  • Menentukan pemeriksaan penunjang untuk tujuan penapisan penyakit
  • Menginterpretasi data klinis dan merumuskannya menjadi diagnosis sementara dan diagnosis banding
  • Menjelaskan (patofisiologi atau terminology lainnya) data klinik dan laboratorium untuk menentukan diagnosis pasti
  • Menjelaskan alasan hasil diagnosis dengan mengacu pada evidence- based medicine
  • Memilih dan melakukan keterampilan terapetik, serta tindakan prevensi sesuai dengan kewenangannya
  • Membuat instruksi tertulis secara jelas, lengkap, tepat, dan dapat dibaca
  • Menjelaskan indikasi pemberian obat, cara kerja obat, waktu paruh, dosis, serta penerapannya pada keadaan klinik.
  • Menjelaskan kemungkinan terjadinya interaksi obat dan efek samping
  • Menulis resep obat secara rasional (tepat indikasi, tepat obat, tepat dosis, tepat frekwensi dan cara pemberian, serta sesuai kondisi pasien), jelas, lengkap, dan dapat dibaca
  • Menjelaskan manfaat terapi diet pada penanganan kasus tertentu.
  • Mengembangkan strategi untuk menghentikan sumber penyakit, poin-poin patogenesis dan patofisiologis, akibat yang ditimbulkan, serta resiko spesifik secara efektif

Daftar Masalah

batuk

sesak napas

sakit tenggorok

sakit dada

Pilek (ingusan)

Bersin-bersin

Sakit dan sulit menelan

Batuk (kering, berdahak, darah)

Berdebar-debar

Batuk darah

Nyeri dada

Daftar Penyakit

 

Uncomplicated Pulmonary TuberculosisAcute BronchitisBronchiolitisBronchial asthma

Status asmaticus

Lung emphysema

Atelectasis

Bronchiectasis

SARS

Pneumonia

Avian influenzae

Lung abscess

Pulmonary embolism

Lung infarction

Pleurisy TBC

Pleurisy Kanker

Aspiration pneumonia

Cardiac disordersAngina pectorisUnstable anginaMyocardial Infarction

Imminent Myocardial Infarction

Heart failure

Cardiorespiratory arrest

Endocarditis

Pericarditis

Myocarditis

Cardiomyopathy

Aorta-arteries disordersEssential hypertensionSecondary hypertensionPulmonary hypertension

Septic shock

Hypovolemic shock

Veins

Varices (primary, secondary)

Thrombophlebitis

Daftar Keterampilan

1. inspection at rest

2. inspection during respiration

3. palpation of respiratory expansion

4. palpation of tactile fremitus

5. palpation of apex beat

6. percussion of lungs, lung bases, cardiac size

7. auscultation of lungs

8. auscultation of heart

Hubungan dengan blok lain

  • Blok 5, 8, 9, 18

Core disiplin

  • Interna
  • Bedah

Suplement disiplin

  • Anatomi
  • Fisiologi
  • PA
  • Radiologi
  • Mikrobiologi
  • Farmakologi

16 thoughts on “CONTOH PERANCANGAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI DI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS OKE (UPDATE)

  1. saya baru belajar baru sekitar 10 hari yg lalu sepulang stroma ketika semua perwakilan lab kumpul membahas masalah ini.
    Sebenernya diminta Bos untuk melihat langsung KBK, tapi belum sempat … hehehe.
    Sepintas omong-omong dengan kru pelaksana KBK di tempat kami, kayaknya banyak hal yang perlu dikembangkan terutama menyangkut infrastruktur.
    Di sana gimana ? banyak kendala ga ?

  2. @cakmoki
    Kalo di FK UGM penerapan KBK nya sudah mapan sekali. Semua dosen dari senior sampai junior komitmennya sangat mendukung. Infrastruktur sudah cukup.

    Kalo di FK Unri tempat saya bekerja baru pertengahan 2007 mulai menerapkan KBK dengan strategi PBL. Kendalanya banyak. Infrastruktur untuk sekarang cukup tapi untuk kedepannya perlu dipikirkan karena jumlah mahasiswa semakin banyak.

    Unmul sudah KBK? Saya dengar Unlam lagi akan menerapkan KBK.

  3. dok, mau tanya, sebenarnya kurikulum pada PBL flexibel banget khan, yang penting mengalir dan berkaitan dengan satu dengan yang lain khan? dan adalah suatu hal yang mungkin gak klo setelah Fundamental Biomedical Science di lanjut dengan Blok Respirasi dan Cardiovaskuler dan HematoImuno dan seterusnya? yang penting pada saat poembuatan kurikulum semua bisa ‘mengalir’ dengan baik…begitu kah? soale saya kadang bingung karepe dewe’ hehehehe makasi ya doc….SEMANGAT!

  4. @drBoimz
    Untuk dipegan kurikulum kita adalah KBK, kurikulum berbasis kompetensi. Nantinya kurikulum ini dibentuk dan diukur dari kurikulum ini adalah kompetensi yang akan dicapai.

    Untuk mencapai kompetensi ini banyak metode yang bisa dilakukan.Menurut Harden untuk mencapai ini baik menerapkan SPICES.

    penerapan PBL dapat fleksible. Menurut buku Educational psycologi, pada tahun awal memang bagusnya jangan terlalu PBL penuh karena mahasiswa belum begitu siap dan mampu. Nah berikutnya seiring dengan naiknya tahun dan banyaknya pengalaman dapat terus ditingkatkan muatan PBLnya.
    Ini dinamakan menyesuaikan kesiapan belajar mandiri mahasiswa denga metode belajar mandiri tsb. Jadi tingkat kesiapan mahasiswa harus disesuaikan dengan lingkungan belajarnya.

    Jadi mungkin saja setelah Fundamental Biomedical Science di lanjut dengan Blok Respirasi dan Cardiovaskuler dan HematoImuno dan seterusnya?

  5. pak zulharman yang baik..
    sebelumnya assalmmualaikum..

    gini pak, saya kan lagi bikin kti tentang medical education..
    naa saya pake tulisan bapak buat reperensi..
    ternyata dr uma (katanya si temen anda) tenyata kurang berkenan..

    saya cuman mo bilang
    dunia ini seeemmmmmpiiiiiiiiiiittttttttttttt buanged sieh!!!!!!!!!!!!
    masak yo dosen pembimbingqu temen dari orang yang aq “chit”????
    AAAAAAAAAARRRRRRRRRRRRGGGGGGGGGGGGGGGGHHHHHHHHHHHHHH!!!!!!!!!!!

    naaa sekartang saya bingung nyari reperensinya lagii..
    dr uma mintanya ada bahas tentang standar pendidikan perguruan tinggi di Indonesia
    aq cari2 di internet adanya yg buat tk-smu/smk
    ada saraaannn wahai teman dari dosen pembimbing saya??

    betewe, saya ngeadd anda di ym loo..
    tar kalu ol invite me ya dok..
    curhat katei..
    hikshikshiks…

    oya pak, itu anaknya ya?
    luchu ajah..^_^

  6. Walah kurikulum kedokteran….tapi lo artikel saya cocok gak ya masuk dikedoktera kurikulum…he…3x sombongnya….silahkan diliat aja artikelku barangkali tertarik…

  7. Secara konseptual KBK memang baik, namun tantangannya adalah kesiapan infrastruktur dan dosennya, termasuk juga realisasi KBK terus dalam proses belajar-mengajar

  8. @Adek
    Benar sekali, fasilitas dan SDM sangat memegang pengaruh, terus komitmen dari pimpinan.

  9. @fadilah
    transkrip nilai pendidikan dokter untuk KBK berdasarkan nama blok. Kalau ada 21 blok yang disusun berdasarkan pendekatan sistem organ maka ada 21 nilai mata kuliah.TKS

  10. email .>>…irfandi_husein@yahoo.com
    -Kurikulum yang diterapkan di PT,harus memang sangat penting dan harus disesuaikan dengan perkembangan Zaman,Masyarakat dan kebutuhan Pasar,sebab mahasiswa yang telah menyelesaikan studynya siap terjun kedunia pasar untuk bersaing dengan Dunia global pada umumnya.dan tidak kalah dengan berbagai saingan nya baik dar dalam maupun luar negeri,makanya kurikulum yang diterapkan harus sangat relevansi ,dan sesuai dengan kebutuhan Pasar…..>>
    .

  11. Bagaimana menilai point profesionalitas yang luhur dalam KBK? Apakah dengan memasukkan nilai tutorial atau meliputi aspek lain diluar nilai sumatif para mahasiswa? terima kasih atas infonya.

Tinggalkan komentar